Minggu-minggu berlalu bagaikan pusaran air. Rutinitas kerja kuli di Desa Mandiri kini punya babak kedua yang tak terpisahkan: menjadi budak nafsu teman-teman sendiri. Setiap jam istirahat, setiap pulang kerja, gubuk alat itu jadi saksi bisu. Pantatku terasa semakin lebar, semakin terbiasa menerima, dan yang lebih gila, aku mulai menikmatinya. Rasa perih berganti nikmat, rasa malu berganti kenikmatan yang memabukkan. Ah aku benar-benar menikmatinya. Sensasi ciumannya, keringat tubuh mereka. Puting ku yang di pelintir lubang ku yang ditusuk kontol. Semuanya aku suka. Sore itu, setelah seharian penuh mengangkut material bangunan, tubuhku terasa lengket dan gerah. Aku pulang masih dengan butuh yang lengket dengan proyek, semen, pasir, tanah, dan tentu saja sperma ku. Di perjalan pulang, aku berfikir untuk membilas tubuh ku sedikit di sungai. Sungai di Desa Mandiri ini bersih dan tentu saja ini sungai ini merupakan sumber air warga banyak warga yang melakukan aktivit...