Pikiran ku selalu terbayang saat-saat bagas yang mengisap kontolku. Itu benar-benar mengacaukan pikiran ku. Lidahnya yang lembut dan hangat air liur yang lengket. Benar-benar membuat kenikmatan yang luar biasa.
Istri ku mana mungkin akan melakukannya, setiap berhubungan suami istri dia tidak mau mengisap punya ku. Bahkan sepertinya dia tidak terlalu suka untuk menyentuh kemaluan ku.
Dulu aku berfikir ah mungkin hal itu tidak di perlukan. Tapi sekarang terasa kurang jika tidak ada adengan tersebut dalam hubungan suami istri.
"Ustadz ardy saya balik duluan ya, assalamualaikum" Ucap seseorang yang telah pergi meninggalkan mesjid.
"Oh ia pak waalaikumsalam"
Ah pikiran ku saat ini menjadi kacau, yang terlintas hanya pikiran kotor yang pernah ku lakukan. Bahkan walaupun sudah ku perbanyak dzikir tetap saja kontol ku tetap nganceng.
Rasanya aku kangen dengan bagas.
Keesokan harinya tepat setelah pulang sholat dzuhur. Aku sedang beristirahat di rumah. Biasanya aku akan menunggu hingga sholat ashar untuk menjemput istri ku di pasar.
Hah menunggu ternyata terasa lama, aku berbaring di dalam kamar ku. Pikiran-pikiran kotor itu selalu terlintas dalam benak ku.
Ini membuat kontok ku mulai bereaksi, aku mulai melepaskan celana ku, kontol ku kini telah nganceng sempurna, puting ku tidak luput dari jari-jemariku.
Ahhh stssss ahhh
"Assalamualaikum" Teriak seseorang dari depan rumah. itu membuyarkan lamunan ku. Seketika aku ber beres memakai celana ku dan bergegas keluar.
"Waalaikumsalam, eh bagas" Seru ku saat ku liat orang yang datang berkunjung adalah bagas. Dia datang dengan tas ransel di pundaknya.
"Bagaimana tuh gas?"
"Mau datang main, ustadz sendiri kan?" Tanya bagas dengan senyum yang sepertinya aku tau apa maksudnya.
"Boleh ayok masuk, ku kira mau pergi soalnya rapi bener"
Dia berjalan mendekat kearah ku tanpa babibu langsung menempel pada ku. Wajah kita sangat berdekatan hingga nafasnya dapat kurasakan menyentuh kulit ku.
"Aku kangen ini" Ucapnya sambil meremas kontol ku.
Aku agak terkejut karena dia melakukan di depan pintu.
"Bagas apa yang kamu lakukan, nanti di liat orang. Ayok masuk dulu" Seru ku.
Bagas mulai duduk, aku pun menutup pintu serta menguncinya. Berjaga-jaga saja jika ada yang akan datang.
Tanpa menunggu bagas lantas mulai membuka tasnya dan mengeluarkan dua kaleng yang aku tidak tau itu apa.
"Apa itu?" Tanya ku
"Oh ini bir"
"Astaghfirullah bagas dosa"
"Tapi ustadz, yang ustadz lakukan sama aku juga itu dosa. Itu juga namanya zina"
"I itu beda lagi"
"Padahal aku dah bawa kaset bokep, nonton bokep sama minum bir itu enak banget loh ustadz"
"Gak gak gak boleh ada bir"
"Ya udah kalau gitu aku yang minum ustadz gak usah"
"Hmmm terserah"
Aku mengajak bagas untuk pindah ke ruang tengah duduk di sofa sambil aku menyalahkan bokep yang dia bawa.
Setelah di putar aku berbalik dan melihat bagas yang sedang melepaskan seluruh tubuhnya. Ah entah kenapa aku mulai terbiasa dengan itu.
Saat mau membuka celana, bagas melepasnya dengan berbalik dan sedikit menungging. Aku bahkan dapat melihat lobang pantat bagas yang terdapat sesuatu
"Bagas apa itu?" Tanya ku padanya saat melihat ada yang menancap di pantatnya.
"Ah ini mainan sex" Jelasnya
"Ngapain di tusuk ke pantat?"
"Biar lebih enak, pas ngocoknya. Ustadz mau coba?"
Dia mulai mengeluarkan barang yang mirip dari dalam tasnya. Membuat ku heran sebenarnya apa saja yang di bawah bagas kesini.
"Gak usah, keknya sakit" Jawab ku.
"Enggak kok ustadz. Di coba dulu biar aku yang bantu"
Dia menarik ku ke sofa. Melepaskan baju ku, dan menurunkan celana ku.
"Ah aku gak bosen-bosen ngeliat kontol ustadz"
"Terimakasih" Jawab ku.
Tiba-tiba dia mengangkat kedua kaki ku. Dan membuka lebar, hingga lubang pantat ku terlihat.
"Cuh"
"Apa yang kamu lakukan?"
"Biar gak seret ustadz, percaya sama bagas"
"Hmm baiklah" Entah kenapa aku terus menuruti bagas. Rasanya jika aku menolak aku akan kehilangan kenikmatan baru. Bagas dia tau betul apa yang buat enak.
"Stsss saa kit gass" Desah ku saat kurasakan sebuah bendah mulai menerobos lubang pantat ku.
"Akhhh" Desah ku saat semua dah masuk. Aku menghela nafas panjang. Rasanya seperti ingin buang air besar. Tapi yang menakjubkan itu membuat kontol ku semakin nganceng maksimal. Bahkan precum ku keluar dengan sangat banyak.
"Gimana enakan"
"Rasanya kek mau buang air"
"Haha awalnya emang gitu, tapi coba ustadz sentuh kontol ustadz"
"Akhhh gilaaa" Desah ku kaget. Saat kurasa kontol ku semakin sensitif.
"Enak kan?" Tanya bagasa. Jujur aku tidak mau mengakuinya. Karena rasanya semakin ku sentuh kontol ku seperti akan crot.
"I ia"
Kita mulai menonton bokep yang di tv bersama, bagas terlihat sangat berkeringat. Mungkin karena bir yang dia bawa.
"Kenapa ustadz mau coba?"
"Enggak usah"
Tiba-tiba dia meminun banyak birnya, lalu perlahan dia mendekatkan mulutnya ke arah ku. Dan mulai mentransfer bir dari mulutnya ke dalam mulut ku.
"Gimana rasanya enak?"
"Gak enak" Seru ku jujur.
"Haha karena ustadz baru pertama kali. Nih ustadz" Dia memberikan ku se kaleng bir yang belum di buka. Huftt aku hanya mengikutinya saja.
Klik
Ku buka kaleng bir tersebut dan perlahan mulai ku minum, perlahan-lahan ku teguk. Ah entah kenapa badan ku semakin memanas. Desahan bokep yang di tayang, pentil yang di pelintir dan kontol yang sekarang di isap.
Ya benar, bagas sekarang sedang mengisap kontol ku.
"Akhhh stsss eeenak bagass"
"Ustadz suka???"
"Ia suka akhhh terusss bagas"
Klok klok klok
Bunyi itu benar-benar bercampur dengan desahan ku dan flim yang di putar.
Isapanya bukan hanya di kontol ku saja, bagas perlahan mulai naik. Dari kontol ke pusar, dari pusar sampai ke pentil.
"Ahkkk ggeliii" Saat bagas sampai pada sebelah pentil ku sedangkan yang lain dia melintir dengan tangannya.
"Enak banget gas" Seru ku yang mulai menjambak rambutnya agar tidak melepaskan isapanya. Lidahnya lengkep, lembut, dan hangat saat menyatu dengan pentil ku terasa geli dan enak.
Bagas mulai menghentikan aksinya kini dia mulai naik sampai ke leher ku. Posisinya sekarang dia sudah berada di pangkuan ku. Aku menahannya agar dia tidak jatuh.
Kepala ku terasa berat gara-gara alkohol itu. Entah kenapa tingkat nafsu ku semakin melebihi batas. Aku belum pernah merasakan ini.
Kami saling memandang. Ku tatap wajah bagas dia coklat dengan hidung mancung dan bibir tipisnya. Dia sekarang terlihat sangat tampan.
Nafasnya semakin dekat, dan wajahnya semakin mendekat.
Cup
Akhirnya kita berdua sampai pada adengan itu. Bibir kami saling bersentuhan dan bukan hanya itu saja lidahnya mulai menerobos masuk. Aku berusaha menyambutnya, dan terjadilah adengan itu. Kita berdua saling melumat. Lidahnya masuk begitupun dengan ku, entah kenapa aku mulai mengikuti tingkahnya. Kumasukan lagi lidah ku kita berdua saling mengisap. Rasa bir dapat ku rasakan di mulutnya bagas.
Hampir 5 menit kami melakukan itu, bagas akhirnya mulai berbisik di sebelah telinga ku.
"Ustadz aku mau lebih"
"Apa maksud mu?"
Dia tidak menjawab, bagas turun dari pangkuan ku. Dia perlahan mulai membalikkan badan, menungging sambil menampilkan pantatnya dan mulai melepaskan dildo yang dia kenakan.
"Stss akhhh" Desahnya saat mengeluarkan dildonya.
Aku dapat melihat lubangnya yang membesar, mengetup-ngetup seakan sedang mengedip padaku.
"Aku mau coba yang super" Ucapnya.
Bagas mulai kembali pada kontol ku dan mulai mengisapnya kembali sampai basah.
"Stsss akhhhh bagassss" Desahku keenakan mendapat perlakuan itu. Hampir 4 menit dia melakukannya dan mulutnya melepaskan kontol ku dia juga menambah ludah yang membuat kontol ku semakin basah.
Kemudian bagas naik ke pangkuan ku mengarahkan kontolku tepat di lubangnya dan mulai melakukan menduduki kontol ku.
"Stssss akhhh anjinggg gede banget" Desahnya kuat mengalahkan flim yang sedang di putar.
"Baaagasss apa yang kamu lakukan ahkkkk ohhhh" Racau ku tidak karuan. Saat kontol ku mulai masuk ke lubang tersebut.
Kontol ku terasa terjepit, bahkan rasanya melebihi kepunyaan istri ku. Ini sangat ketat membuat kenikmatan baru untuk ku. Ternyata lubang pantat lebih enak dari pada memek perempuan.
Bagas mulai melakukannya, dia memompa pinggulnya. Naik turun, beberapa kali kita melakukannya sambil berciuman. Dan juga sambil memelintir pintil kita. Aku memelintir pentil bagas dan bagas memelintir pentil ku. Ah itu luar biasa.
Lelah dengan posisi seperti ini, akhirnya aku mulai mengganti posisi kita.
Bagas ku baringkan di sofa. Sedangkan aku berada di atasnya. Kuangkat kakinya dan ku taruh di bahu ku. Lalu ku entot bagas, aku yang setengah mabuk mengentotnya debgan sekuat tenaga.
Plok plok plok plok.
"Akhh ohhhh stsss ustadz anjingggg enak banget" Racau bagas.
Entah kenapa umpatan itu terdengar seperti pujian bagi ku. Aku mulai memperdalam sodokan ku hingga mentok.
"Anjinggg fuck me ustadz fuck ohhhh" Racau bagas semakin menjadi.
"Enak? Enak kontol ustadz?"
"Enak banget, ah aku iri sama istri ustadz bisa ngerasain kontol ustadz terus-menerus"
"Kenapa iri? Kalau yang kita buat lebih enak dari nya. Akhh"
"Haha alhamdulillah kalau gitu"
20 menit kita terus melakukan kegiatan itu. Sampai akhirnya bagas mulai berseru.
"Akhhh ustadz aku mau sampai"
"Stsss saya juga"
Sodokan ku mulai ku percepat. Hingga bunyi Plok plok plok semakin terasa meriah.
"Akhhhh anjinggg" Teriak bagas.
CROTTTT CROTTTT CROTTTT
Bagas muncrat ke segala arah.
Entah kenapa saat bagas muncrat, pantatnya terasa makin menjepit dan ketat
"Akhhhh ketat banget. Terima ini gas"
CROTTTT CROTTTT CROTTTT
sperma ku muncrat sepenuhnya di dalam pantat bagas. Sepertinya ini sperma terbanyak yang pernah ku keluarkan. Bahkan saat aku perlahan mengeluarkan kontol ku. Spermanya tumpah sangat banyak.
Aku memperhatikan hasil perbuatan kita. Badan bagas penuh dengan spermanya sampai wajahnya. Bahkan terkena sampai pipi ku juga. Untung sofa ku terbuat dari kulit jadi akan sangat mudah di bersihkan. Badannya penuh dengan sperma dan keringat.
"Sejak kapan kamu jadi homo gas"
Bagas hanya tersenyum padaku dan menjawab dengan sopan.
"Dari dulu ustadz"
"Astaghfirullah itu perbuatan kaum Luth"
"Tapi enak kan ustadz?" Tanya nya.
"Haha dasar bagas"
"Ya udah ayok bersihin semua ini" Seru ku padanya.
Kita beranjak membersihkan tubuh kita di kamar mandi. Setelah itu membersihkan segala macam hal yang kita lakukan. Menyimpan kembali kaset bokepnya, sampah bir aku menyuruhnya buang.
"Eh mainannya ustadz belum lepas" Seru ku saat tersadar kalau aku masih memakai dildonya.
"Gapapa ustadz hadia buat ustadz"
"Kalau gitu bagas pamit ya, assalamualaikum ustadz"
"Waalaikumsalam"


Comments
Post a Comment